Jumat, 12 Agustus 2011

Pasar Kaget Sebagai Test Market Merintis Usaha bagi Pemula

Pasar Kaget Sebagai Test Market Merintis Usaha bagi Pemula


Pasar kaget atau pasar tumpah kian banyak ditemui di berbagai tempat. Ibarat pepatah, di mana ada gula di situ ada semut demikian juga dengan para pedagang yang kebanyakan pengusaha kecil ini menyerbu tempat keramaian dan menggelar dagangannya. Maklum, fenomena pasar kaget ini kerap menjadi alternative belanja tak terduga bagi orang yang melintas di tempat tersebut. Yang menarik, jika dulu lokasinya berada di badan jalan nan sempit kini pasar kaget telah merambah kawasan perumahan elit. Bagaimana prospek bisnis membuka usaha di pasar kaget? Apakah benar tempat ini layak disebut incubator merinis usaha bagi pemula dan bagaimana tips agar sukses berjualan di sini?

Pasar yang muncul secara tiba-tiba di tempat keramaian merupakan suatu peluang usaha yang baik bagi pemula. Seperti tempat olahraga di Minggu pagi yang disesaki bukan hanya oleh orang yang berolah raga tapi juga dimanfaatkan pedagang kecil untuk menggelar dagangan. Bukan hanya hari Sabtu, Minggu dan hari libur, kesempatan Jumatan pun kerap dimanfaatkan pedagang berjualan. Belum lagi pada acara-acara tertentu yang menyedot masa menjadi sasaran empuk pedagang menyulap jalanan menjadi pasar. Uniknya, kegiatan jual beli di pasar ini tak berjalan lama, biasanya hanya dalam jangka waktu beberapa jam kemudian pasar ini pun bubar. Tak heran situasi ini dikenal dengan pasar kaget alias pasar tumpah.

Menurut Yuliana Agung, CEO dari Center for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSOL) hal ini merupakan insting manusiawi pengusaha yang melihat jeli kesempatan untuk meraih keuntungan di tengah keramaian. Lebih lanjut ditegaskan bahwa pelaku usaha di pasar kaget ini tak lain pemula yang baru menjajal usaha atau pengusaha kecil yang menyasar segmen menengah ke bawah. Hebatnya, mereka telah mengetahui secara jelas kebutuhan target marketnya sehingga mereka menjual barang yang tepat. Misalnya saja di pelataran masjid saat jumatan. Barang yang dijajakan pun disesuaikan dengan calon pembelinya seperti perlengkapan solat, minyak wangi non alcohol, bacaan Islami, makanan hingga perkakas yang semuanya dijual dengan harga murah.

Ajang Tes Market.

Hal lain diungkapkan Yadi Budhi Setiawan, Direktur Pengelola Force One yang menyebutkan bahwa pasar kaget yang banyak ditemukan hampir di tiap daerah ini merupakan inkubator tumbuh kembangnya pengusaha kecil. Bagaimana tidak, tak sedikit pemula yang iseng-iseng menjajal usaha di tempat ini akhirnya serius menekuni usaha tersebut. Selain itu disebutkan juga bahwa pasar ini dapat juga menjadi alternative bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan bekerja. Pendapat Direktur Pengelola Force One ini pun diamini Yuliana Agung, selain sebagai inkubator, pasar kagetpun tepat dijadikan sebagai pengujian diri dan tes market produk yang akan dilempar ke pasar. "Bagi pengusaha yang ingin serius menekuni usaha, dengan melakukan 1-3 kali jualan di pasar ini dapat mengetahui apakah kita menyukai berjualan dan dapat menjadi pengusaha sungguhan serta mengetahui apakah produk tersebut diterima, atau tepat dengan pasar yang disasar" terang Yuliana Agung. Indikatornya dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang, terjadi transaksi yang terus meningkat, dan produk yang dijual cukup bervariasi. "Penjualan makanan, pakaian, aksesoris dan perabotan rumah tangga sudah pasti menjadi urutan proiritas konsumen memilih produk yang akan dibeli di pasar ini," papar Yadi Budhi Setiawan.

Jadi bagi pedagang yang senang berjualan di pasar yang banyak pemain dan konsumen serta beragam produk yang ditawarkan, ada baiknya menempati tempat yang tetap sehingga pelanggan tak perlu sulit mencari ketika ingin membeli produknya kembali. Namun bagi pedagang yang berjualan di lapak (tempat jualan) yang berbeda, Yuliana Agung menyarankan agar tetap memiliki ciri khas. "menggunakan alas atau tenda dengan warna cerah, warna warni atau berbeda dari yang lain dapat mengingatkan pembeli pada Anda. Selain itu untuk menarik konsumen menghampiri Anda, berteriak-teriak juga dapat dilakukan," tutur Yuliana Agung. Hal ini pula yang dilakukan Anto penjual kaos kaki di pasar kaget depan Pemda Cibinong Bogor yang berteriak "Ayo, Bu…Ayo Pak…kaos kaki murah…Rp 5000 dapat 3, kapan lagi…ayo, murah, dipilih…dipilih…"

Selain itu, melakukan tawar-menawar barang pun menjadi daya tarik bai konsumen. Atau memberikan diskon, menggantung harga Rp. 9.900 untuk tiga macam perabotan rumah tangga, beli 3 dapat 1 gratis juga dapat dilakukan. Bahkan ditambahkan Yuliana Agung, semakin ramai tempat jualan, semakin penasaran konsumen melihat apa yang dijual. Berdasarkan pengamatannya, dari jumlah massa yang ada sekitar 10% saja tertarik pada apa yang dijajakan sudah bagus, dan dari 10% itu setidaknya ada 10% – 20% orang yang membeli produk. Misal saja dari 1000 orang pengunjung ada 100 orang yang melihat dan ada 10-20 orang yang membeli produk. Asumsi harga produk yang dibeli rata-rata Rp 20.000, omset yang dapat diraih mencapai Rp 200-400 ribu, lumayan bukan?

Persiapan Usaha

Diingatkan Yadi Budhi setiawan, bila berusaha di pasar kaget melayani konsumen dengan baik bahkan hingga memiliki hubungan after sale yang baik dapat menjadikan konsumen sebagai pelanggan yang loyal. Ketika telah memiliki pelanggan yang loyal, tak menutup kemungkinan bagi pedagang dapat memiliki usaha tetap seperti warung, toko yang tetap ramai dikunjungi pelanggan walau sudah tidak berjualan di pasar kaget lagi.

Dan sebelum memulai usaha di pasar kaget, diperlukan persiapan usaha yang cukup. Menyiapkan stok barang yang sesuai dengan target marketnya, men-display produk dengan rapi seperti digantung atau menggunakan etalase, menggelar variasi produk hingga menyiapkan uang receh untuk kembalian sangat diperlukan. Selain itu persiapan modal untuk membeli produk dan mencari tempat yang strategis pun dianggap perlu.

Fenomena pasar kaget memang terjadi hampir di tiap kota, bukan hanya pada pagi hari, banyak pasar kaget yang ramai ketika malam tiba. Seperti pasar kaget di daerah Parung, Kebayoran, Pal Merah, Kebon Jeruk pun ramai dari jam 6-10 malam. Pasar kaget malam hari diakui Yadi Budhi lebih berpotensi dan dapat mendatangkan omset lebih besar daripada pasar kaget di pagi hari. Pasalnya, konsumen yang datang lebih santai sehingga dapat membeli lebih banyak produk. Malah Yuliana Agung menyarankan pedagang untuk menjual produk lifestyle seperti arloji, dompet, alat elektronik, aksesoris, lebih cocok dijual pada malam hari, sedangkan untuk perabotan rumah tangga, makanan, perkakas, dan mainan anak tepat dijual pada pasar kaget pagi hari.

Senada dengan komentar pengamat marketing tersebut, disebutkan Beni dan Ega penjual pakaian di pasar kaget Taman Yasmin Bogor dan pasar kaget belakang Benhil (Bendungan Hilir) Jakarta, mengaku hanya dapat meraih omset Rp 300-500 ribu dari jam 10:00-14:00 tiap Jumat. Diambahkan Beni, beberapa rekannya yang berjualan di pasar kaget pada malam hari mendapatkan omset jauh lebih tinggi yakni sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

Yuliana Agung mengungkapkan bahwa harga yang banyak diburu konsumen yakni di bawah Rp 10 ribu dan beberapa yang di bawah Rp 50 ribu. Meskipun demikian, pedagang masih mendapatkan keuntungan 2-4 kali lipat dari harga beli, sehingga jika harga barang Rp 5 ribu dapat dijual dengan harga Rp 10-20 ribu.

Tips Merintis Usaha Pasar Kaget

1.Pilih lokasi yang ramai baik pagi atau malam hari

2.Lihat target market yang akan disasar agar mengetahui barang yang akan dijual.

3.Cari barang yang murah sehingga Anda dapat memiliki keuntungan 2-4 kali lipat.

4.Cari jejaring usaha yang dapat menampung produk Anda jika tidak laku terjual.

5.Sedapat mungkin buat pembeda yang mencolok pada tempat usaha sehingga menarik konsumen datang dan mudah diingat.

6.Jika berjualan di pasar kaget pada malam hari, diharapkan menggunakan penerangan yang cukup.

7.Display semua varian produk semenarik mungkin.

8.Harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan menjual yang atraktif.

9.Siapkan uang receh untuk kembalian. Meskipun kecil tapi hal ini dapat membuat konsumen kesal hanya untuk menunggu kembalian.

10. Bangun hubungan baik dengan konsumen dan pedagang lain

11. Bekerja keras dan semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar