Minggu, 27 Maret 2011

Surga Dan Neraka


Dari Kulaib bin Hazim r.a. ia berkata, “Aku mende¬ngar Rasulullah Saw bersabda: “Hai orang-orang, capailah surga dengan jerih payahmu dan jauhilah neraka dengan jerih payahmu, karena tidaklah tidur siapa yang menuntut surga dan tidaklah tidur siapa yang menjauhi neraka. Sesungguhnya surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menyena...ngkan (larangan-larangan) dan neraka itu dikelilingi oleh kelezatan dan syahwat. Janganlah kalian dilalaikan dari menuntut akhirat (surga).” Dalam hadis lain dari Abi Said Al-Khudri, Nabi Saw, bersabda: “Juru panggil berseru ketika penghuni surga masuk surga,” sudah tiba waktunya kalian hidup terus serta tidak bisa mati, tiba waktunya kalian sehat serta tidak bisa sakit selamanya, tiba waktunya kalian menjadi muda serta tidak bisa tua selamanya, dan tiba waktunya kalian bersenang-senang serta tidak bisa sengsara selamanya. “ Itu adalah makna firman Allah Ta’ala: “Dan diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang diberikan kepada kalian sebagai balasan perbuatan yang kalian lakukan. “ Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata, “Rasulullah Saw bersabda: “Allah Ta’ala berfirman, “Di surga kusediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh segala yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas pada hati manusia. “

Allah Ta’ala berfirman: “Tidaklah manusia mengetahui apa yang dirahasia¬kan bagi mereka berupa kegembiraan sebagai balasan bagi apa yang mereka lakukan.” Diriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah, bahwa Nabi Saw bersabda, “Musa berkata kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, beritahulah aku tentang orang terakhir yang ma¬suk surga, berapa bagian yang diperolehnya dari surga?” Allah Ta’ala menjawab, “Hai Musa tidaklah tinggal di neraka seorang muslim melainkan satu orang yang Ku¬keluarkan dari rahmat-Ku lalu ia berdiri di pintu surga dan Kukatakan, “Masuklah ke dalam surga.” Orang itu berkata, “Bagaimana aku bisa masuk surga sedangkan orang-orang telah menempati kedudukan-kedudukan dan mendapatkan derajat mereka sehingga aku tidak mendapatkan sesuatu apa pun dan tidak mendapatkan tempat?” Aku bertanya, “Hai hambaKu, apakah kau rela mendapat tempat di surga sebesar kerajaan dari dua raja di dunia?” Orang itu menjawab, “Aku rela.” Kukatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam surga dan engkau akan mendapat beberapa kali lipat dari itu.” Allah memberihya sebesar kerajaan dari empat raja di dunia. Sifat surga terlalu banyak untuk bisa dihitung, namun harus pula diceritakan tentang neraka. Berkata Anas bin Malik, “Ketika turun ayat, “Sesungguhnya neraka adalah tempat yang dijanjikan bagi mereka semua.” Rasulullah Saw menangis dan menangis pula sahabat-sahabatnya lantaran tangis itu. Mereka tidak tahu apa yang dibawa oleh Jibril serta tidak seorang pun yang mampu bertanya kepada beliau. Nabi Saw apabila melihat Fatimah gembira, beliau pun merasa gembira. Abdurrahman bin Auf pergi untuk menemui Fatimah di rumahnya seraya berkata, “Assalamu alai¬kum, wahai putri Rasulullah.” Fatimah menjawab, “Wa alaikum salam.” Fatimah bertanya, “Siapakah engkau?” Abdurrahman menjawab, “Abdurrahman bin Auf.” Fatimah bertanya, “Hai putera Auf, ada apa kau datang?” Abdurrahman menjawab, “Kutinggalkan Nabi Saw sedang menangis dalam keadaan sedih dan aku tidak tahu apa yang dibawa oleh Jibril a.s. Fatimah berkata, “Pergilah engkau, sebentar lagi aku akan menjumpai Nabi Saw. Barangkali beliau memberita¬hu aku tentang apa yang dibawa Jibril.” Fatimah memakai baju usang yang ditambal dengan dua kurma di dua belas tempat. Tatkala Umar melihat, ia memegang kepala seraya berkata, “Alangkah sedih putri Rasulullah Saw memakai baju katun yang sudah usang serta bertambal daun kurma di dua belas tempat.” Tatkala Fatimah menemui Rasulullah Saw beliau bertanya, “Ya Rasulullah Saw, tidakkah engkau lihat bahwa Umar merasa heran melihat pakaianku?” Demi Allah yang telah mengutusmu dengan kemuliaan, aku dan Ali tidak mempunyai tempat tidur sejak lima tahun kecuali kulit kibas, yang di waktu siang untuk alas makanan unta kami, sedang di waktu malam kami hamparkan, sementara bantal kami, terbuat dari kulit masak yang di dalamnya berisi daun kurma.” Apakah yang telah membuat engkau menangis?” Nabi Saw menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis sedang Jibril telah datang membawa ayat ini.” (lihat ayat tersebut di atas). Diceritakan dari Mansur bin Amar, ia berkata, “Aku berjalan di salah satu jalan di Kufah pada suatu malam yang geiap, untuk suatu keperluan. Di tengah malam, dari sebuah rumah tiba-tiba ku dengar suara Tuhanku demi kegagahan dan keagungan-Mu,aku tidak ingin menentang¬Mu dengan maksiatku. Bukanlah aku tidak mengenal-Mu ketika berbuat maksiat melainkan dosa yang menimpaku, takbir-Mu yang menutupiku dan kesengsaraan membuatku melakukan maksiat dengan kebodohanku.” Sekarang aku mengharap dari keutamaan-Mu agar menerima alsanku. Jika Engkau tidak memaafkan dan tidak kasihan padaku, alangkah lamanya kesedihanku dan siksaan-Mu. “ Saat ia terdiam dibacakan satu ayat dari Kitab Allah: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya berasal dari manusia dan batu, yang mengurusinya adalah malaikat-malaikat yang bengis dan keras tidak mendurhaka kepada Allah atas apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka kerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” Kudengar teriakan keras, keributan, serta gerakan. Kemudian tenanglah-gerakan itu, sesudahnya tidak kudengar sesuatu apa pun. Usai menyelesaikan keperluan, aku kembali ke tempatku. Ketika tiba waktu pagi, aku kembali ke tempat tersebut, kudengar suara tangis dan kulihat orang-orang pada berta’ziyah. Ternyata, seorang perempuan tua Ibu si mayit sedang menangis, dan berkata, “Semoga Allah tidak memberi kebaikan kepada pembunuh anakku, dengan membaca ayat yang menyebutkan siksaan ketika sedang salat.” Mendengar ayat itu, berpengaruh pada hatinya ia pun jatuh mati. Berkata Mansur bin Amar, “Pada malam itu kulihat orang tersebut dalam mimpi dan kukatakan padanya, “Apakah yang dilakukan Allah terhadapmu?” Orang itu menjawab, “Allah memperlakukan aku sebagai syuhada.” Aku bertanya, “Bagaimana bisa terjadi demikian?” 0rang itu menjawab, “Mereka terbunuh dengan pedang orang kafir, sedangkan aku terbunuh dengan pedang Allah yang Maha Pengampun.” [ Sumber: Kitab Mawa'idul Usfuriyah-Muhammad Bin Abu Bakar Al-Usfuri Hadits 10 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar